![]() |
Jaket Gunung |
Ketika malam, temperatur-pun menurun drastis sehingga diperlukan lapisan tambahan. Belum lagi angin dan hujan yang seringkali datang tiba-tiba di tengah pendakian. Tentunya hal itu harus diantisipasi oleh seorang pendaki. Jika mampu diantisipasi, rintangan alam apapun tidak akan mengganggu jalannya pendakian.
Maka dari itu memilih jaket gunung yang memiliki kualitas terbaik dan sesuai kebutuhan tentunya sangat penting untuk diperhatikan. apalagi jika melihat kondisi iklim dan cuaca di indonesia (khususnya diwilayah pegunungan).
Ada 3 jenis jaket gunung yang biasa dikenal para pendaki gunung yaitu :
- Tahan Air dan Anti Gerah (Waterproof & Breathable)
- Tahan Angin (Windproof)
- Hangat (Warm Up)
Jaket Waterproof (Anti Air)
Hujan serta badai atau cuaca ekstrem sejenis yang bisa saja terjadi di tiap pendakian tidak akan jadi masalah besar untuk para petualang kalau kalian mengenakan jenis jaket gunung yang tahan air atau waterproof.
Para pendaki gunung versi jadul biasanya mensiasati cuaca hujan atau ekstrem sejenisnya dengan membawa jaket ponco yang anti air juga. Sayangnya, dengan membawa dua jenis jaket atau lebih akan menyusahkan kalian nantinya karena beban bertambah.
Jaket waterproof merupakan satu dari sekian banyak benda yang wajib dibawa oleh penggiat outdoor sebagai pelindung dari cuaca yang tidak bersahabat, misal hujan, dan angin (ya, jaket waterproof sudah pasti windproof, tapi jaket windproof belum tentu waterproof). Tapi, kita nggak cuman butuh jaket yang waterproof, kita juga perlu yang breathable. Kenapa? biar nggak overheat atau gerah.
Waterproof
Waterproof
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKiClIui2gnAT6Z8DRbIolUtyiWh5TVt8SSIlxvZLibb3-etHWq0jwYDzsipqs85A_GpL2G_ERMNEtBbpAtr03XK3USg6-QpKGOk9ib7l_3BCGdaSjiXvF44lHVBz8kEIOf3OT5iae28Q/s320/ilustrasi-waterproof-breathable.jpg)
Breathable
Secara harfiah artinya mampu bernafas, ahhhh. Breathable diartikan sebagai kemampuan dalam melepaskan uap air (vapour) yang terjebak di ruang antara kulit kita dengan jaket tersebut melalui pori mikro jaket, dihitung dalam satuan gram/m²/24h. Contohnya tertulis 10.000, berarti bahan itu mampu mengeluarkan 10.000 gram uap air setiap m2 kainnya dalam jangka waktu 24 jam.
DWR (Durable Water Repelent)
DWR kemampuan daya tolak terhadap air berbeda dengan waterproof, karena cuma memberikan efek seperti air di daun talas. Fungsi utama DWR adalah mencegah jaket menjadi jenuh air sehingga menambah berat. Selain itu ada juga hubungannya dengan waterproof dan breathable, kita bahas di bawah.
- Breathable hanya bekerja apabila ada perbedaan suhu yang cukup signifikan antara ruang di dalam jaket dengan suhu lingkungan di luar, suhu di dalam jaket harus lebih tinggi daripada suhu di luar jaket. Karna seperti yang kita ketahui bersama, vapour/uap air berpindah dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah. Lah kalau suhu sama-sama panas, misal kalian pake jaket warm up britabel buat bikers di siang bolong yang pastinya banjir keringat. Makanya beberapa jaket tetap ngasih yang namanya venting/pitzip/resleting di bawah ketiak itu ada gunanya, yaitu apabila ada situasi dimana breathable bawaan kain nggak mampu bekerja paling nggak ada pitzip yang terbuka lebar sehingga sirkulasi udara lebih lancar.
- Breathable hanya bekerja apabila permukaan jaket itu kering, kalau basah tidak bisa napas. Inilah gunanya DWR, agar bagian luar jaket tetap kering tidak jenuh air. Sayangnya, DWR akan hilang setelah penggunaan beberapa kali. Tenang Saja, Karena banyak merk-merk yang jual DWR spray yang bisa mengembalikan DWR di jaket kalian. Sayangnya harganya kelewat mahal, bahkan satu botolnya bisa setengah harga jaket.
Jaket Windproof (Tahan Angin)
Nah, karena namanya mirip – kadang para pemula hampir tidak bisa membedakan mana yang mesti dipakai, antara jaket gunung waterproof atau windproof. Buat jaket gunung tahan air, biasanya para petualang mengenakannya saat pendakian dan pas musim hujan.
Tapi, kalau musim kemarau, kita kenakan jenis jaket gunung tahan angin atau windproof. Secara spek, lapisan yang ada di jaket gunung yang satu ini mirip-mirip dengan jenis jaket gunung sebelumnya. Namun, perbedaanya adalah lapisannya lebih licin.
Jaket gunung ini juga cocok buat aktivitas harian. Semisal untuk latihan lari, bersepeda, atau juga touring pakai motor gede. Ditambah, model dari jaket gunung tahan angin ini cukup variatif.
Jaket Warm Up (Hangat)
Seperti yang sudah disebutkan di atas sebelumnya kalau musim kemarau adalah salah satu musim yang membawa udara dingin ekstrem di pendakian gunung, terlebih jika kalian sudah sampai di puncak gunungnya.
Jaket yang satu ini memberikan rasa hangat untuk tubuh dalam pendakian gunung. Tapi, kekurangan jaket gunung yang satu ini adalah mudah basah jika terkena hujan air.
Oleh karena itu, cukup jarang para petualang dan pendaki memilih jenis jaket gunung yang satu ini karena kekurangannya tersebut.
Terima Kasih Salam Lestari