Kesurupan Nenek Penunggu Gunung Ciremai - Tapak Tilas Adventure

10/24/2019

Kesurupan Nenek Penunggu Gunung Ciremai

Gunung Ciremai
Gunung Ciremai

Mendaki ke Gunung Ciremai pada tanggal 19 September 2018 detailnya pada hari Sabtu. Saya (Abriel) beserta teman-teman saya, Adi, Anwar, Bara, Dandi, Farid, Viki, Yana, Martha, Novia, dan Wulan. Kami semua melakukan pendakian ke Gunung Ciremai yaitu lewat jalur Palutungan.


Hari Sabtu tanggal 19 tepatnya pukul 08:00, kami semua berkumpul di rumah saya (Abriel) karena rumah saya yang paling deket dengan Basecamp pendakian Gunung Ciremai via Palutungan. Setelah kita semua packing dan merapihkan semua barang dan keperluan lainnya yang akan dibawa, kita langsung berangkat ke Basecamp untuk melakukan registrasi Simaksi ke pos tiket pendakian.

Setelah simaksi kurang lebih pukul 09:30 kami langsung berangkat menuju pos 1 yaitu Cigowong baru juga jalan sekitar kurang lebih 20 menit tiba-tiba pengen pulang dan engga mau lanjut tetapi Martha menanyakan kepada Novia pengen pulangnya dan memotivasi Novia agar dirinya lanjut setelah di obrolin bersama dan Novia dikasih motivasi akhirnya dia lanjutin perjalanan, untuk menuju ke pos 1 Cigowong kita memakan waktu yang cukup lama lebih lama dari biasanya karena terkadang Novia ingin pulang saja dan seakan-akan engga mau melanjutkan pendakian tapi anehnya dia juga terkadang suka tiba-tiba kaya maksa semangat banget buat lanjutin perjalanan.

Setelah kita istirahat shalat dan makan akhirnya kita melanjutkan perjalanan di tengah perjalanan seperti biasanya Novia mulai lagi kumat rasa pengen pulangnya dan akhirnya saya ajak ngobrol dan kali ini mulai oleh saya diberi motivasi terus dan saya kasih pilihan. "Kalo mau pulang ayo kita pulang aja, jangan maksain". Tapi dia ga mau kalo pulangnya di anter, dia pengen pulangnnya sendirian. Sebelum itu sekitar pukul 16:00 akhirnya kita sampai di pos 5 yaitu tanjakan Asoy.

Setelah sampai di tanjakan Asoy kita Shalat ashar dan istirahat cukup lama, setelah istirahat cukup lama akhirnya kita melanjutkan perjalanan menuju Pasanggrahan 1 karena disana dijadikan tempat tujuan kami untuk camp sebelum kita melanjutkan perjalanan ke puncak (Summit). Ya, tadinya sih melihat kondisi udah pada lemes enaknya camp di Asoy tapi saya mikir lagi dan nanyain ke temen-temen soalnya kalo summit dari Asoy kejauhan dan akhirnya kita semua sepakat untuk camp di Pasanggrahan 1.

Setelah itu Akhirnya kami semua sampai di Pasanggrahan jam 18:00, disana cukup ramai pendaki yang sudah mendirikan tenda lalu kita mencari lahan untuk mendirikan tenda karena kita akan mendirikan 3 tenda. Setelah mendirikan tenda kita semua ngeberesin barang bawaan, untuk dirapihkan didalam tenda, dan setelah beres-beres kita pun langsung memasak untuk makan agar tenaga kembali normal.

Setelah masak dan akhirnya kita ngobrol-ngobrol, tak terasa waktu pun menunjukan pukul 22:00 lebih saya pun menyuruh teman-teman saya untuk tidur karena rencana untuk melanjutkan ke puncak itu pukul 03:00 untuk mengejar sunrise dan melihat juga kondisi dari bawah sampai Pasanggrahan juga memakan waktu cukup lama jadi saya memutuskan untuk summit jam segitu.

Setelah semuanya dirapihkan karena mau tidur saya dan Dandi tidur duluan karena ketika saya menyuruh tidur, temen-temen yang lainnya bilang bentar dulu, katanya pengen nonton dulu film 5 cm. Yah sudah saya hiraukan dan saya pun engga memaksa mereka untuk tidur. Setelah itu karena kondisi fisik yang cukup melelahkan akhirnya saya dan Dandi langsung tidur.

Ketika saya lagi tidur kurang lebih sekitar pukul 23:30 tiba-tiba ada suara yang nangis, saya langsung bangun dan nanya ke Dandi karena pada saat itu dandi udah kebangun duluan.

saya pun nanya ke Dandi, "Si Novia kenapa Dan ?"
Dandi : "bukan Novia tapi si Wulan"

Kenapa saya nanyain Novia, karena saya kira Novia yang nangis melihat kondisi dari bawah tadi. Terus saya bilang "kenapa si Wulan ?" kata Dandi "biasaa". Pas Dandi bilang biasa, saya pun langsung mengerti maksud omongan yang dibilang Dandi.

Saya memanggil teman-teman yang diluar lalu nanyain kenapa katanya, "ga apa-apa udah lanjut tidur aja". Karena pada saat itu kondisi saya masih linglung dan ngantuk akhirnya saya pun langsung tepar tidur lagi. Baru juga sebentar saya ketiduran langsung terdengar lagi suara tangisannya Wulan.

Kali ini tangisannya agak lama dan kenceng, saya pun langsung bangun ketika saya bangun mau nyamperin ternyata udah ada dua orang yang satunya laki ranger dan yang satunya pendaki cewe. Si teteh dan ranger itu coba menanyakan keadaan bagaimana awalnya kepada teman-teman saya yang diluar dan teman-teman yang lainnya pada bilang bahwa, "tadinya lagi nonton film tetapi tiba-tiba Wulan itu nangis merengik", ucap teman saya menjelaskan ke si teteh itu dan ke ranger. Karena kondisi yang cukup mencekam akhirnya si teteh itu mengajak kita semua serombongan untuk membacakan surat Yasin dan akhirnya setelah membacakan surat Yasin bersama-sama pun kondisi Wulan lumayan stabil dan ketika diajak bicara dan ditanya oleh teteh itu dia sudah sadar karena sebelumnya hanya menunduk saja diam sambil nangis. Akhirnya setelah Wulan membaik, si teteh dan ranger itu kembali ke tendanya masing-masing. Setelah itu saya keluar tenda dan temen saya Yana bilang katanya dia liat ada si nenek di sekitar tendanya dan disitu bulu kuduk saya merinding karena saya bilang "yaudah jangan di ceritain diem aja", ucap saya ke Yana.

Terus saat saya masuk ke tenda dan mau nyuruh Dandi buat tidur, eh Dandi juga bilang kalo melihat sosok nenek dibelakang tenda tepatnya di tenda yang saya tiduri. Setelah itu saya pun keluar lagi dan menyuruh Yana untuk masuk ke tenda saya karena di tenda saya masih kosong, sedangkan tenda yang satunya cewe semua dan yang satunya penuh kasian yoweslah. Sayapun bilang "ya udah Yana, Dandi kalian tidur aja sana biar saya sama Adi aja yang jaga cewe.

Setelah mereka masuk tenda dan temen yang lainnya yaitu Anwar, Bara, Farid, dan Viki pun saya suruh tidur karena kasian mereka semua belum tidur. Sedangkan saya sudah tidur kurang lebih 2 jam, akhirnya saya dan Adi memutuskan untuk duduk dan jaga di tenda cewe, pas ditenda saya langsung nanya ke Novia.

Saya  : "Kamu engga apa-apa kan ?"
Novia : "Aku engga apa-apa cuma dingin doang".
Saya  : "Ya udahlah lanjut tidur aja, mau ke puncak atau disini aja ?"
Novia : "Pengen lanjut!".

Terus saya nanyain ke Wulan "gimana udah baik kamu ?"
Wulan : "Udah kok aku baik-baik saja".
Saya  : "Udah ya ga usah ke puncak, kita takut kamu kenapa-kenapa".

Wulan malah bilang "Engga mau ah, pengen ke puncak!". Dan dia maksa karena dia baru nyoba ke Ciremai. Ya udahlah karena saya juga engga enak kalo memaksa untuk tidak summit, akhirnya kesepakatan bersamma memutuskan untuk summit dan saya menuruti keinginannya. Lalu saya bilang ke Wulan "buruan kamu tidur nanti kalo engga tidur pas summitnya ngantuk loh".

Tapi Wulan bilang bahwa dia engga mau tidur dan engga ngantuk. Anehnya sehabis dia bilang engga mau tidur, dia langsung kaya orang ngantuk dan langsung nundukin kepala lalu merem karena pada saat itu kita lagi duduk. Terkadang Wulan tiba-tiba bangun dan kaya orang kaget ketika ditanya dia suka langsung kaya emosi gitu jawabnya, saya maklumin. Kejadian ini terjadi beberapa kali.

Anehnya setiap dia kebangun pas dia tidur langsung bilang "cepetan jam ayo ke puncak!". saya pun bilang "masih jam 1 malem tenang aja masih 2 jam tidur dulu". Omongan wulan ngajak lanjut ke puncak selalu terulang-ulang dan saya selalu bilang belum jam 3 tenang aja.

Akhirnya Wulan dan Novia tidur. Hanya saya, Martha dan Adi yang melek karena pada saat itu saya dan Adi berjaga berdua setelah yang lain pada tidur saya menyuruh Adi dan Martha untuk tidur dulu. Kemudian Adi tidur dan Martha masih belum tidur. Saya pun nanya. "kenapa kamu belum tidur ?". Martha bilang "engga ngantuk kok", dan saya memaksanya agar tidur dan berpesan jangan kosong pikiran apalagi ngelamun.

Lantaran pada saat itu terlihat oleh saya, dia seperti ngelamun gitu. Lalu Martha pun tidur. Waktu sudah menunjukan pukul 02:45, Viki memanggil saya dan bertanya mau lanjut atau tidak. Saya bilang "Kalo yang cewenya pada minta lanjut, ya saya turutin aja lanjut". Akhirnya saya suruh Viki buat membangunkan temen-temen. Saya membangunkan Adi, Wulan dan Novia. Setelah semua bangun dan kami membereskan apa saja yang akan dibawa ketika summit. Saat semuanya beres dan kami langsung lanjut summit untuk ke puncak. Baru juga sampe di pos bayangan antara Pasanggrahan 1 dan Pasangrahan 2, eh tiba-tiba Novia bilang.

Novia : "Itu apaan iiih serem!!"
Saya  : "Nov, diem!!!"
Novia : "Engga mau lanjut, aku mau pulang aja"
Saya  : "Ya udah Nov, kita balik aja ke tenda engga usah summit. Biarkan yang lain pada summit".

Tetapi anehnya dia itu tetep berjalan dan bilang mau pulang aja, dan ketika dia bilang mau pulang dia nunjuknya ke arah puncak. Terus sambil maksain narik-narik tangan Viki. Kita turutin, baru juga mau jalan tiba-tiba Wulan kaya orang pingsan gitu yang tadinya dia berdiri langsung kaya jatuh kemudian duduk dan dia menangis lagi.

Ketika saya tanya, "wulan kenapa ?" dia bilang "engga apa-apa cuma lemes doang". "Yah sudah kita turun saja kembali ke tenda", ucap saya. Tapi Wulan juga engga mau ketika di ajak ke tenda. Dan anehnya ketika Wulan berdekatan dengan Novia dia selalu begitu lagi kaya orang lemes dan langsung nangis merengek.

Akhirnya saya memilih untuk menyuruh Wulan dan temen-temen duluan. Saya, Martha, Novia, Adi, Yana dan Viki dibelakang. Wulan dan yang lainnya udah berjalan duluan, dan Novia mulai bilang lagi "ayo pulang ajaaa!", tapi anehnya dia selalu menunjuk ke arah jalan menuju puncak. Karena saat itu posisi saya sudah tau bahwa Novia sedang dirasuki si nenek, kelihatan dari mulai dia ngomong senyumannya sudah kaya si nenek penunggu Ciremai.

Ketika itu berjalan sebentar, terus saya suruh break dulu. Karena melihat dibelakan ada yang mau summit juga, terus saya nyamperin dan nanyain ke rombongan itu, "bang dari mana ?". "dari Cirebon mas". Saya langsung bilang pelan-pelan dan nanyain "ada yang bisa engga ?", dengan posisi si abang itu langsung tau apa yang saya maksud. Terus dia bilang "ada tuh yang dibelakang", katanya satu orang.

Dia pun memanggil temannya, saat temannya itu datang dan nanyain ke saya, "Ada apa mas ?", lalu saya bilang "ini mas, temen saya cewe ada yang kerasukan nenek penunggu Ciremai". Dan oleh si abang mau disamperin, lalu saya bilang "itu bang, Novia namanya". Ketika itu (sebut aja si abang), dia langsung berinteraksi dan pertamanya dia tanya kepada Novia "kamu siapa ?", tetapi Novia itu tidak menjawabnya. Dia hanya tersenyum dan tidak mengeluarkan omongan. Lalu si abang itupun membaca ayat-ayat Al-Quran dan sambil di pegang kepada Novia, sampe Novia itu menangis merengek (ya kalian pasti tau bagaimana gerakan orang yang sedang menangani kerasukan).

Sampe-sampe ketika ruh si nenek itu keluar dari tubuh Novia dan hampir mau masuk tubuh Martha. Karena dia bisa melihat, dia langsung bilang engga mau dan pada saat itu posisi Martha lagi berdekatan sama saya. Martha malah mencekik leher saya dengan sangat kuat sekali beda dari biasanya. Saya bilang "Martha kamu kenapa ? Lepasin ini sakit". Ketika dia melepas cekikannya, dia pun menangis dan bilang engga mau dan dia bilang katanya si nenek itu maksa terus pengen masuk ke tubuhnya Martha.

Tapi Martha mencegahnya dan disuruh jangan sebagian besar melamun sampe kosong pikiran. Akhirnya, setelah selesai si abang meminta air putih, untuk dikasih doa bacaan ayat Al-Quran lalu dibasuh ke Novia dan dikasih minum. Novia pun membaik dan ketika si abang mencoba tanya kepada Novia, dia pun menjawabnya beda dari sebelumnya yang hanya memberikan senyuman daat ditanya. Si abang bilang katanya bahwa dari tadi mulai mau summit juga ruh asli Novia itu engga ada yang ada hanya raganya saja dengan dirasuki si nenek itu. Bulu kuduk saya pun merinding dan saya bilang ke si abang itu, "Sebenernya bang, saya sudah sering kesini (karena saya orang lokal sini) baru ngalamin hal seperti ini. Saya pun kaget".

Si abang itu nanya lagi ke Novia, "gimana mau lanjut apa turun ?". Karena dia sudah sadar, dia bilang lanjut. Ya udah akhirnya lanjut dan si abang bersama rombongan yang dari Cirebon itu ngikut dibelakang, karena takut terjadi lagi. Setelah sampai di Pasanggrahan anehnya kan si abang itu megang lonceng krenceng biasa para pendaki, tetapi Novia malah bilang ke si abang itu takut sama lonceng yang dipegang si abang. Dan si abang bilang "Engga apa-apa ini cuman lonceng doang".

Lalu si abang itu memotivasi dan bilang ke Novia, "Pengen ke puncak Ciremai kan ? Ya udah ayo nanti kita ngopi bareng diatas". Akhirnya kita pun melanjutkan perjalanan ketika di pos bayangan sebelum pos Sanghiyang Ropoh, Wulan, Anwar, Farid dan Dandi sedang break. Tapi aneh ketika Novia deket sama Wulan, Wulan suka tiba-tiba kaya orang lembek gitu dan dia langsung duduk terus nangis merengik. si abang yang dari Cirebon itu nyamperin Wulan dan saat di tanya dia malah nangis.

Setelah itu, alhamdulillah kondisi Wulan dan Novia pun membaik. Akhirnya kita melanjutkan perjalanan ke puncak karena dengan adanya halangan tadi diperjalanan. Kita pun gagal untuk mendapatkan sunrise. Singkat cerita ketika kita semua sudah turun dari puncak dan sampai dirumah saya, Anwar bilang "Wulan itu pas disana kaya orang lemes banget ngga punya tenaga gara-gara dia tadinya beberapa kali bilang lembek-lembek tak bertulang".

Saya mengambil pengalaman kejadian mistis ini buat kalian yang suka mendaki gunung ingat pesan dari saya jaga sikap dan omongan jangan seenaknya bicara sembarangan. Kita harus mempersiapkan fisik dan mental yang kuat karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi ketika melakukan pendakian nanti. Berfikirlah positif dan jaga pikiran ketika melakukan pendakian, Sekian saran dari saya dan terimakasih.

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Disqus comments